FERMENTASI
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Fermentasi merupakan kegiatan
mikrobia pada bahan pangan sehingga dihasilkan produk yang dikehendaki.
Mikrobia yang umumnya terlibat dalam fermentasi adalah bakteri, khamir dan
kapang. Contoh bakteri yang digunakan dalam fermentasi adalah Acetobacter xylinum pada pembuatan nata decoco, Acetobacter aceti pada pembuatan asam asetat. Contoh khamir dalam
fermentasi adalah Saccharomyces cerevisiae dalam pembuatan alkohol sedang contoh kapang adalah Rhizopus sp pada pembuatan tempe, Monascus purpureus pada pembuatan angkak dan sebagainya.Fermentasi dapat
dilakukan menggunakan kultur murni ataupun alami serta dengan kultur tunggal
ataupun kultur campuran. Fermentasi menggunakan kultur alami umumnya dilakukan
pada proses fermentasi tradisional yang memanfaatkan mikroorganisme yang ada di
lingkungan. Salah satu contoh produk pangan yang dihasilkan dengan fermentasi
alami adalah gatot dan growol yang dibuat dari singkong. Tape merupakan produk
fermentasi tradisional yang diinokulasi dengan kultur campuran dengan jumlah
dan jenis yang tidak diketahui sehingga hasilnya sering tidak stabil. Ragi tape
yang bagus harus dikembangkan dari kultur murni.Kultur murni adalah
mikroorganisme yang akan digunakan dalam fermentasi dengan sifat-dan
karaktersitik yang diketahui dengan pasti sehingga produk yang dihasilkan
memiliki stabilitas kualitas yang jelas. Dalam proses fermentasi kultur murni
dapat digunakan secara tunggal ataupun secara campuran. Contoh penggunaan
kultur murni tunggal adalah Lactobacillus casei pada
fermentasi susu sedang contoh campuran kultur murni adalah pada fermentasi
kecap, yang menggunakan Aspergillus oryzae pada
saat fermentasi kapang dan saat fermentasi garam digunakan bakteri Pediococcus sp dan khamir Saccharomyces rouxii.
2.
Tujuan
Adapun pembuatan makalah ini bertujuan untuk:
·
Mengetahui apa itu fermentasi
·
Mengetahui peralatan fermentasi
·
Mengetahui tahapan fermentasi
3.
Manfaat
beberapa manfaat yang dapat kita ambil dari makalah ini
adalah :
·
Agar kita lebih memahami apa itu fermentasi dan
faktor yang mempengaruhinya
·
Agar kita mengetahui beberapa makanan yang
terbuat dari hasil fermentasi
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian
Fermentasi
Fermentasi adalah proses yang memanfaatkan kemampuan
mikroba untuk menghasilkan metabolit primer dan metabolit sekunder dalam suatu
lingkungan yang dikendalikan. Fermentasi merupakan bentuk penerapan atau
aplikasi tertua dari bidang bioteknologi. Pada mulanya istilah fermentasi
digunakan untuk menunjukkan proses pengubahan glukosa menjadi alkohol yang
berlangsung secara anaerob.Bangsa Somaria dan Babilon kuno sudah mengkonsumsi
minuman beralkohol seperti bir sejak 6000 tahun sebelum masehi. Bangsa Mesir
sudah mulai membuat adonan Kue Asam sejak tahun 4000 sebelum masehi. Sedangkan
di negara-negara Eropa, minuman anggur sudah dikenal jauh dimasa lalu dan
dibuat melalui proses fermentasi
Fermentasi merupakan proses pengubahan bahan organik
menjadi bentuk lain yang lebih berguna dengan bantuan mikroorganisme secara
terkontrol. Mikroorganisme yang terlibat diantaranya adalah bakteri, protozoa,
jamur atau kapang atau fungi dan, ragi atau yeast.
Untuk menghasilkan suatu produk fermentasi tertentu,
dibutuhkan kondisi fermentasi dan jenis mikroba dengan karakteristik tertentu
juga. Oleh karena itu, diperlukan keadaan lingkungan, substrat (media), serta
perlakuan (treatment) yang sesuai sehingga produk yang dihasilkan
menjadi optimal.
II.2 Manfaat Fermentasi
Beberapa
Manfaat/Keuntungan yang dapat diperoleh dari proses pembuatan produk melalui
proses fermentasi adalah:
- Dapat menghilangkan atau mengurangi zat antinutrisi
- Dapat meningkatkan kandungan nutrisi
- Dapat meningkatkan kecernaan
- Dapat menaikkan tingkat kesehatan, lebih menyehatkan,
- Dapat menaikkan waktu simpan, tahan lama, awet
- Dapat memiliki nilai jual lebih tinggi
II.3 Peralatan Proses
Fermentasi
Alat
utama yang digunakan untuk proses fermentasi adalah bioreaktor atau biasa
disebut Fermentor. Fermentor adalah Tangki atau wadah dimana di dalamnya
seluruh sel (yaitu mikrobia) mengubah bahan dasar menjadi produk biokimia dengan
atau tanpa produk sampingan. Fermontor Sering disebut dengan bioreaktor.
Fermentor umunya dilengkapi dengan pengaduk, saluran aerasi, dan perlengkapan
lainnya.
Fungsi
utama fermentor adalah menyediakan kondisi lingkungan yang cocok bagi mikrobia
agar dapat menghasilkan biomassa, enzim, metabolit dan sebagainya.
a. Syarat Fermentor
- Tangki dapat dioperasikan secara aseptik, agitasi dan aerasi.
- Energi pengoperasian serendah mungkin.
- Temperatur harus terkontro;.
- Kontrol pH.
- Tempat pengambilan sampel.
- Penguapan berlebihan dihindari.
- Tangki didesain untuk meminimalkan tenaga kerja pemanenan, pembersihan
dan perawatan.
- Peralatan general: permukaan bagian dalam halus, dihindari banyak
sambungan, murah.
b.
Syarat
Konstruksi Fermentor
Beberapa
perSyaratan yang harus dimiliki oleh sebuah Konstruksi Fermentor diantaranya
adalah:
- Bahan fermentor dibuat dari bahan yang memiliki sifat tahan karat
untuk mencegah kontaminasi logam atau ion selama proses berlangsung.
- Bahan fermentor harus tidak beracun dan tidak mudah bereaksi atau
terlarut, sehingga tidak menghambat pertumbuhan mikrobia.
- Bahan fermentor harus terbuat dari bahan yang memiliki sifat kekuatan
yang cukup agar dapat melakukan proses sterilisasi berulang kali pada
tekanan uap yang tinggi
- Sistem stirer dari fermentor dan lubang pemasukannya cukup, sehingga
tidak mengalami stress mekanik akibat terlampau rapat.
- Medium dan kultur Harus dapat diperiksa secara visual, dibuat
dari bahan transparan
c. Faktor
yang mempengaruhi Fermentasi
Industri fermentasi dalam pelaksanaan proses
dipengaruhi oleh beberapa faktor:
·
Mikroba
·
bahan dasar
·
sifat-sifat proses
·
pilot-plant
·
faktor sosial ekonomi
II.4 Tahapan Proses Fermentasi
- Formulasi medium yang akan digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme, baik pada Enrichment (pengkayaan) maupun pada Proses
Produksi
- Sterilisasi Medium, Fermentor dan Perlengkapannya
- Produksi kultur murni atau campuran yang cukup untuk menginokulasi
pada tahap produksi
- Optimasi produksi pada tahap Fermentasi produk dengan kondisi Optimum
- Ekstraksi (Pemanenan hasil) dan Purifikasi atau pemurnian produk
- Pembuangan effluen (limbah medium) yang dihasilkan selama
produksi
a.
Tahap
Persiapan Medium Fermentasi.
Medium yang digunakan adalah medium cair yang terdiri
dari 2 macam larutan. Larutan pertama berisi garam-garam nutrisi untuk
pertumbuhan ragi, sedangkan larutan kedua adalah substrat yang umumnya
berbentuk larutan glukosa dalam air. Nutrisi yang diperlukan dalam medium
pertumbuhan ragi antara lain unsur N, O, H, Mg, K, S dan, Ca.
Glukosa berperan sebagai sumber karbon dan sumber
energi. Kadar senyawa-senyawa yang diperlukan supaya medium dapat mendukung
pertumbuhan ragi secara optimal harus ditentukan berdasarkan komposisi
masing-masing unsur dalam sel ragi.
b.
Tahap
Sterilisasi
Sterilisasi dilakukan terhadap bahan dan alat agar
terbebas dari kontaminasi mikroorganisme lain. Sterilisasi perlu dilakukan
karena kontaminasi mikroba lain akan memberikan pengaruh yang tidak
menguntungkan seperti berikut:
- kontaminan meningkatkan persaingan di dalam mengkonsumsi substrat
sehingga akan mengurangi perolehan
- kontaminan dapat menghambat proses metabolisme sel sehingga akan
mengurangi perolehan
- kontaminan meningkatkan turbiditas sehingga dapat mengacaukan
pengukuran terhadap jumlah sel setiap saat.
c.
Tahap
Penyiapan Inokulum
Setelah seluruh alat dan bahan steril, dilakukan
proses inokulasi Saccharomycess cereviceae dari biakan murni. Sebagai
inokulumnya adalah biakan ragi. Komposisi medium starter adalah sama
dengan komposisi media fermentasi dengan penambahan growth factor.
Inokulum tersebut dimasukkan ke dalam campuran larutan
nutrisi dan substrat yang diambil sebagian dari fermentor dan dimasukkan ke
dalam wadah tertentu, misalnya labu erlenmeyer atau lainnya. Tujuan
dibiakkannya ragi dalam starter adalah mengadaptasikan sel terhadap
media fermentasi. Dengan adanya adaptasi pada starter ini diharapkan lag
phase sebagai tahap awal fermentasi dapat dilewati.
Biakan
diusahakan tepat berada pada akhir fasa logaritmik. Dengan demikian
pertumbuhan sel ragi akan maksimum dalam waktu yang relatif singkat
d.
Tahap
Pelaksanaan Fermentasi
Tahap ini dimulai saat inokulum yang telah beradaptasi
dalam medium dimasukkan dalam medium di fermentor. Pelaksanaan fermentasi
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
- Nutrisi, substrat, dan inokulan
dimasukkan ke dalam fermentor yang dilakukan secara aseptis. Nutrisi
dimasukkan ke dalam fermentor sebelum disterilisasi dalam autoclave.
Substrat dan inokulan dimasukkan dengan cara memanaskan mulut inlet dengan
kapas yang dibakar kemudian medium dan inokulum dimasukkan ke dalam
fermentor.
- Kemudian dilakukan kecepatan
aerasi dan agitasi.
Aerasi berfungsi sebagai penyuplai oksigen untuk sel
ragi dan disuplai dalam bentuk gelembung gas. Laju oksigen yang disuplai ke
dalam fermentor harus selalu stabil. Ketidakstabilan laju alir oksigen dapat
menurunkan unjuk kerja fermentor. Hai ini disebabkan karena laju transfer O2
tidak tetap, kadar DO tidak stabil, sehingga metabolisme sel ragi terganggu. Di
sini, Agitasi berfungsi sebagai alat penghomogen larutan fermentasi.
II.5 Fermentasi Pada
Makanan
Makanan hasil fermentasi adalah
makanan yang diproses menggunakan mikroorganisme meliputi enzim, lipase
hidrolase dari polisakarida, protein, lipid, dan bahan lain yang bersifat
non-toksik yang dapat meningkatkan kualitas makanan tersebut sehingga lebih
disukai oleh konsumen.
Fermentasi yang dilakukan terhadap suatu bahan pangan mampunyai keungggulan antara lain memperkaya sumber nutrisi bagi manusia meliputi keragaman rasa, aroma, dan tekstur pada makanan, fermentasi dapat mengawetkan secara otomatis karena adanya asam laktat, asam asetat, fermentasi alkalin, dan fermentasi dengan kadar garam yang tinggi. Selain itu, makanan yang diolah secara fermentasi dapat meningkatkan nilai gizi, seperti vitamin, protein, dan asam amino esensial, dan beberapa mengalami detoksifikasi pada saat fermentasi dilakukan.
Fermentasi yang dilakukan terhadap suatu bahan pangan mampunyai keungggulan antara lain memperkaya sumber nutrisi bagi manusia meliputi keragaman rasa, aroma, dan tekstur pada makanan, fermentasi dapat mengawetkan secara otomatis karena adanya asam laktat, asam asetat, fermentasi alkalin, dan fermentasi dengan kadar garam yang tinggi. Selain itu, makanan yang diolah secara fermentasi dapat meningkatkan nilai gizi, seperti vitamin, protein, dan asam amino esensial, dan beberapa mengalami detoksifikasi pada saat fermentasi dilakukan.
Berikut adalah beberapa contoh
fermentasi pada makanan :
1. Fermentasi Tempe
Tempe
merupakan hasil fermentasi dari kedelai menggunakan jamur Rhizopus oryzae.
Tempe selain dibuat dari kedelai dapat juga dibuat dari berbagai bahan nabati
berprotein. Pada substrat kedelai jamur selain berfungsi mengikat/menyatukan
biji kedelai sehingga menjadi satu kesatuan produk yang kompak juga
menghasilkan berbagai enzim yang dapat meningkatkan nilai cerna tempe saat
dikonsumsi.
2. Fermentasi Tape
Tape dibuat
dari ubi kayu ataupun beras ketan dan merupakan makanan yang populer di
Indonesia dan Malaysia. Dalam pembuatan tape setidaknya terlibat tiga kelompok
mikroorganisme yaitu mikrobia perombak pati menjadi gula yang menjadikan tape
pada awal fermentasi berasa manis. Mikrobia yang banyak dianggap penting dalam
proses ini adalah Endomycopsis fibuliger sertaeberapa jamur dalam
jumlah kecil. Adanya gula menyebabkan mikrobia yang mengunakan sumber karbon
gula mampu tumbuh dan menghasilkan alkohol. Yang masuk dalam kelompok ini
adalah Saccharomyces dan Cabdida yang menybabkan tape berubah
menjadi alkoholik. Adanay alkohol juga memacu tumbuhnya bakteri pengoksidasi
alkohol yaitu Acetobacter aceti yang mengubah alkohol menjadi asam
asetat dan menyebakan rasa masam pada tape yang dihasilkan.
3. Fermentasi Alkohol
Produk
beralkohol sangatlah beragam mulai dari pangan hingga energi. Produk pangan
yang paling lama dikenal adalah wine dan bir. Mikroorganisme yang terlibat
terutama adalah khamir dari genus Saccharomyces sp. Saccharomyces yang
paling banyak digunakan adalah S. cerevisiae dan S. carlbergensis.
Khamir ini akan mengubah gula pada substrat menjadi alkohol pada kondisi aerob.
Jika khamir ini ditumbuhkan pada suasan aerob maka akan dihasilkan sel lebih
banyak daripada metabolitnya dan ini dimanfaatkan untuk produksi ragi roti.
4. Fermentasi Asam Asetat
Bakteri Acetobacter
aceti merupakan baktei yang mula pertama diketahui sebagai penghasil asam
asetat dan merupakan jasad kontaminan pada pembuatan wine. Saat ini bakeri Acetobacter
aceti digunakan pada produksi asam asetat karena kemampuanya mengoksidasi
alkohol menjadi asam asetat.
5. Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi
asam laktat banyak terjadi pada susu. Jasada yang paling berperan dalam
fermentasi ini adalah Lacobacillus sp. Laktosa diubah menjadi asam
laktat. Kini asam laktat juga digunakan untuk produksi plastik dalam bentuk PLA
6. Fermentasi Asam Sitrat
Asam sitrat
dihasilkan melalui fermentasi menggunakan jamur Aspergillus niger.
Meskipun beberapa bakteri mampu melakukan, namun yang paling umum digunakan
adalah jamur ini. Pada kondisi aerob jamur ini mengubah gula atau pati menjadi
asm sitrat melalui pengubahan pada TCA
7. Fermentasi Asam Glutamat
Asam glutamat
digunakan untuk penyedap makanan sebagai penegas rasa. Mula pertama
dikembangkan di Jepang. Organisme yang kini banyak digunakan adalah mutan dari Corynebacterium
glutamicum.
8. Fermentasi Vitamin
Vitamin
selain dapat diperoleh dari berbagai tumbuhan juga dapat dihasilkan secara
fermentasi. Teruatam vitamin B. Mikroorganisme yang teribat dalam produksi
vitamin ini adalah kapang askomisetes Eremothecium ashbyii dan Ashbya
gossypii. Kapang (Candida flaeri,C. famata, dsb) dan bakteri dapat juga digunakan
untuk produksi. Hasil yang dicapai dapat lebih dari 20 g riboflavin per liter
kultur cair yang dilakukan secara steril dan kondisi aerob dengan medium yang
mengandung molase atau minyak tumbuhan sebagai sumber karbon utama.
9. Fermentasi Yogurt
Produksi
yogurt dimulai dengan kondisioning susu. Kandungan air pada susu mula pertama
diturunkan hingga 25% dengan evaporasi vacuum dan ditambahkan 5% susu bubuk.
Sebagai tahap akhir kondisioning, susu dipanaskan pada suhu 86 – 930C
selama 30 – 60 menit. Hal ini akan menyebabkan beberapa protein mengalami
pemecahan dan mikrobia kontaminan akan terbunuh. Setelah itu didinginkan pada
suhu 450C dan ditambahkan campuran Streptococcus thermophilus dan
Lactobacillus bulgaricus dalam perbandingan 1:1.
10. Fermentasi Kefir
Kultur
starter kefir disebut butiran kefir, mengandung mikrobia yang terdiri dari
bakteri dan khamir yang masing-masing berperan dalam pembentukan cita rasa dan
struktur kefir. Bakteri menyebabkan terjadinya asam sedangkan khamir
menyebabkan terjadinya pembentukan alkohol dan CO2 pada proses
fermentasi. Hal inilah yang membedakan rasa yoghurt dan kefir. Komposisi
mikrobia dalam butiran kefir dapat bervariasi sehingga hasil akhir kefir kadang
mempunyai aroma yang bervariasi. Spesies mikrobia dalam bibit kefir diantaranya
Lactocococcus lactis, Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus
kefir, Lactobacillus kefirgranum, Lactobacillus parakefir.
Semua mikrobia yang tersebut tadi mempunyai fungsi dalam pembentukan asam
laktat dari laktosa. Lactobacillus kefiranofaciens sebagai pembentuk
lender (matriks butiran kefir), Leuconostoc sp. Membentuk diasetil
dari sitrat dan Candida kefir pembentuk etanol dan karbondioksida dari
laktosa. Selain itu juga ditemukan Lactobacillus brevis dan khamir (Torulopsis
holmii dan Saccharomyces delbrueckii).
11. Fermentasi Keju
Keju juga
hasil fermentasi susu, tetapi dalam proses produksi yang lebih kompleks.
Perbedaan bakteri yang berperan menyebabkan waktu fermentasi yang lebih
lama dari yogurt. Keju sangta beragam, tedapat lebih dari 20 klas dan ratusan
vaietas, namun awal prosesnya adalah sama.
12. Fermentasi Nata deCoco
Nata de coco
sebenarnya adalah selulosa murni produk kegiatan mikrobia Acetobacter
xylinum. Mikrobia ini dapat merubah gula menjadi selulosa. Jalinan
selulosa inilah yang membuat nata terlihat putih. Sebagai makanan berserat,
nata de coco memiliki kandungan selulosa ± 2,5 % dan lebih dari lebih dari 95 %
kandungan air. Nata de coco memiliki kandungan serat kasar 2,75 %, protein 1,5
– 2,8 %, lemak 0,35 % dan sisanya air
13. Fermentasi Kombucha
Kombucha tea
(teh kombucha) merupakan produk minuman tradisional hasil fermentasi larutan
teh dan gula dengan menggunakan starter mikrobia kombucha (Acetobacter
xylinum dan beberapa jenis khamir) dan difermentasi selama 8 – 12 hari.
Proses
fermentasi kombucha dimulai ketika kultur mengubah glukosa menjadi alkohol dan
CO2, kemudian bereaksi dengan air membentuk asam karbonat. Glukosa
berasal dari inversi sukrosa oleh khamir menghasilkan glukosa dan fruktosa. Acetobacter
sebagai bakteri utama dalam kultur kombucha mengoksidasi etanol menjadi
asetaldehid lalu kemudia menjadi asam asetat. Aktifitas biokimia yang kedua
dari bakteri Acetobacter adalah pembentukan asam glukonat yang berasal
dari oksidasi glukosa. Sukrosa dipecah menjadi glukosa dan fruktosa oleh
khamir. Pada pembuatan etanol oleh khamir dan selulosa oleh Acetobacter
xylinum, glukosa dikonversi menjadi asam glukonat melalui jalur fosfat
pentosa oleh bakteri asam asetat, sebagian besar fruktosa dimetabolisme menjadi
asam asetat dan sejumlah kecil asam glukonat. Bakteri asam laktat juga
menggunakan glukosa untuk mensintesis selulosa mikrobia. Fruktosa masih
tertinggal sebagian dalam media fermentasi dan diubah menjadi bentuk yang lebih
sederhana oleh mikroorganisme sehingga dapat digunakan sebagai substrat
fermentasi. Kultur dalam waktu bersamaan juga menghasilkan asam-asam organik
lainnya. Bakteri Acetobacter xylinum mengubah gula menjadi selulosa
yang disebut nata/partikel dan melayang di permukaan medium. Jika nutrisi dalam
medium telah habis dikonsumsi, kultur akan berhenti tumbuh tetapi tidak mati.
Kultur akan aktif lagi jika memperoleh nutrisi kembali. Bakteri asam asetat
memanfaatkan etanol untuk tumbuh dan memproduksi asam asetat. Adanya asam
asetat akan menstimulasi khamir untuk memproduksi etanol kembali. Interaksi
simbiosis ini ditemukan pada Glukonobacter dan Saccharomyces
cerevisiae. Konsentrasi asam asetat dalam kombucha hanya meningkat sampai
batas tertentu lalu mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena pemanfaatan
asam asetat lebih lanjut oleh Acetobacter xylinum ketika jumlah gula
dalam media teh mulai habis. Penurunan kadar asam ini juga dikarenakan
fermentasi etanol oleh khamir juga mengalami penurunan dikarenakan pH yang
sangat rendah serta mulai habisnya gula dalam larutan.
14. Fermentasi Sauerkraut
Sauerkraut
adalah fermentasi kobis menggunakan bakteri asam laktat sehingga beras masam.
Kobis dibersihkan dari bagian yang hijau, rusak dan kotor, dicuci kemudian
diiris kecil-kecil selebar + 1 mm. Irisan kobis ini kemudian dimasukkan
ke dalam tangki atau wadah kemudian ditambahkan larutan garam 2,25% dan diaduk
serata mungkin. Bakteri yang memulai fermentasi adalah Leuconostoc
mesenteroides dan dilanjutkan oleh Lacotabacillus brevis, Lb.
plantarum dan Pediococcus cerevisiae. Suhu optimal untuk
fermentasi ini adalah 25 – 300C dengan waktu 2 – 3 minggu. Suhu di
atas 300C mengakibatkan produksi asam berlebihan sedang jika suhu
kurang dari 250C sering muncul flavor dan warna yang tidak
diharapkan serta waktu fermentasi menjadi sangat lama.
15. Fermentasi Kecap
Kecap dibuat melalui proses
fermentasi kedelai.
Tahap pertama,
kedelai dan gandum dicampur kemudian diinokulasi dengan kapang Aspergillus
dan diinkubasi selama 3 hari, hasilnya disebut koji pada tahap ini akan terjadi
perubahan-perubahan biokimiawi dimana enzim protease yang dihasilkan oleh
mikrobia akan menghidrolisis protein kedelai. Protein akan diubah menjadi
bentuk protein terlarut, peptida, pepton dan asam-asam amino sedangkan
karbohidrat diubah oleh aktivitas enzim amilolitik menjadi gula reduksi.
Tahap kedua,
koji dipindah ke tangki fermentasi dicampur dengan larutan garam dan disebut
moromi. Fermentasi ini berlangsung selama lebih dari 6 bulan. Pada tahap ini
konsentrasi garam berpengaruh terhadap hidrolisis protein dan kecepatan
pembentukan asam laktat serta alkohol. Pada tahap ini tumbuh khamir yang
halotoleran. Asam-asam amino, terutama asam glutamat merupakan komponen
pendukung flavor. Komponen flavor lainnya adalah asam lemak (seperti palmitat),
alkohol (seperti amil alkohol) dan senyawa-senyawa organik lainnya (seperti
pirazin, aldehid, keton, ester). Nilai pH yang rendah pada fermentasi moromi
menstimulasi pertumbuhan khamir halotoleran seperti S. rouxii, Z.
major, Z. sulsus dan Z. japonicus. Khamir dapat
menghasilkan etanol dan komponen-komponen aroma dan flavor yang spesifik. Pada
kondisi aerob, S. rouxii dapat mengubah glukosa menjadi gliserol yang
merupakan komponen flavor yang penting. Beberapa jenis khamir dapat
menghasilkan komponen furfural yang merupakan flavor kecap yang spesifik.
II.6. Fermentasi Sebagai Pakan Ternak
fermentasi memegang peranan yang sangat penting karena
merupakan inti prosesnya. Keberhasilan proses fermentasi-nya akan
menghasilkan pakan ternak yang
berkualitas.Sumber inokulum berasal dari SOC HCS,
sedangkan substrat adalah berasal dari hijauan (pohon pisang, daun, jerami,
rumput), sumber protein (ampas tahu), dsb.
Pakan ternak
yang dihasilkan dari fermentasi ini adalah pakan yang berkualitas dengan
komposisi nutrisi sesuai dengan yang dibutuhkan hewan. Pada pakan produk
fermentasi ini terkandung nutrisi yang lebih kaya dibandingkan sebelum pakan
difermentasi, selain itu pakan akan sangat mudah dicerna dan terserap karena
adanya reaksi dekomposisi pada saat fermentasi. misalnya pada jerami akan
terasa lebih ‘empuk’ setelah difermentasi
II.7. Jenis Fermentasi
Secara umum fermentasi dibagi dua, yaitu Fermentasi Cair (liquid state
fermentation, LSF) dan Fermentasi Kering atau Media Padat (solid state
fermentation, SSF). Fermentasi Cair diartikan sebagai fermentasi yang
melibatkan air sebagai fase kontinu dari sistem pertumbuhan sel, berarti
substrat terlarut atau tersuspensi dalam fase cair. Contoh fermentasi cair
misalnya fermentasi minuman anggur, asam cuka, dan yoghurt.
Fermentasi padat
dapat diartikan bahwa terjadinya fermentasi berlangsung dalam substrat tidak
terlarut namun mengandung cukup air sekalipun tidak mengalir. Fermentasi padat misalnya fermentasi pakan, bokashi, pembuatan oncom dan
tape/peuyeum. Materi pembahasan yang kita tekankan di sini adalah
fermentasi padat.
B AB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Fermentasi adalah proses yang
memanfaatkan kemampuan mikroba untuk menghasilkan metabolit primer dan
metabolit sekunder dalam suatu lingkungan yang dikendalikan Beberapa
mikroorganisme memberikan keuntungan dalam proses fermentasi di bidang
pangan/pertanian.
Fermentasi makanan dibagi menjadi beberapa kelas antara
lain:
1. Fermentasi
yang menghasilkan protein nabati (sayuran) tersubstitusi pada biji-bijian atau
polong-polong. Contohnya tempe dan oncom dari Indonesia.
2. Fermentasi
yang menggunakan kadar garam yang tinggi/fermentasi yang menghasilkan rasa
gurih daging/asam amino/fermentasi peptida dan pasta. Contohnya terasi, tauco,
dan kecap dari Indonesia, miso dari Jepang, inyu dari Taiwan, taosi dari
Malaysia, dan jeotkal dari Korea.
3. Fermentasi
asam laktat. Contohnya acar, tempoyak dari Malaysia, yogurts, kefir, dan
kim-chi dari Korea.
4. Fermentasi
alkohol. Contonhya grape wine, tape dari Indonesia, dan sake dari Jepang
5. Fermentasi
cuka/asam asetat. Contohnya nata de coco, palm wine vinegar dari Afrika, dan
coconut water vinegar.
6. Fermentasi alkaline. Contohnya dawadawa dari
Nigeria, soumbara dari Ivory Coast, dan iru dari Afrika.
7. Fermentasi
ragi pada roti. Contohnya produk roti yang diolah dengan western yeast dan
produk roti dari Timur Tengah.
8. Fermentasi flat-unleavened bread. Produk
fermentasi tersebut diolah dalam skala rumahan (industri kecil) maupun industri
dalam skala besar.
II.2 Saran
Dalam perkembangannya, industri
produk pangan fermentasi harus memperhatikan aspek mutu karena mutu adalah
senjata andalan untuk bersaing dalam pasar lokal, serta mampu menghadapi
persaingan global.
Masyarakat juga harus menyadari
bahwa banyak produk pertanian yang mempunyai nilai lebih jika mengetahui
manfaat dan kegunaannya, oleh karena itu diperlukan kesadaran dari manusia itu
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
https://krishnapcandra.files.wordpress.com/2011/09/kuliah-1-tf-2011.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Fermentasi
Comments
Post a Comment